WELCOME TO MY BLOG....

Friday, July 6, 2007

IIUI Menangis....

Rabu/4 juli 2007, sekitar pukul 10.00 malam waktu pakistan, teman kita saudari khadijah bashir telah berpulang ke rahmatullah. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Siapa yang akan menyangka seorang mahasiswi yang masih muda ini, yang dikenal sebagai mahasiswi teladan peraih gold medal, terkenal sebagai sosok muslimah yang khusu', rajin, yang diharapkan akan menjadi seorang mujahidah di masa depan telah meniinggal dunia, dan sampai hari ini namanya masih dikenang oleh para asatidz ustadzat khususnya di jurusan ushuluddin.

Itulah kematian yang datang tanpa melihat wktu dan tempat. Kita saksikan sendiri dengan nyata seorang mahasiswi yang berangkat kuliah menimbah ilmu dan sorenya pulang ke rumah, malamnya ia meninggal dunia. Siapa yang bisa menduga dan mengetahui kapan ajal akan datang menjemput. Baru kemarin dia berada ditengah2 kita, bercanda, tersenyum,.. dan esoknya kita bertakziyah ke rumahnya.

Apa sih manfaatnya menyakiti orang lain?, berbuat jelek kepada sesama, menumpuk2 dosa2 kecil dan kesalahan yang sama. Kemana tempat engkau akan berlari dan menghindar jika maut datang di hadapanmu? Apa yang bisa kamu lakukan? Bisakah kita meminta malaikat untuk menunda kematian kita? "Wahai Malaikat,...bisakah engkau datang lusa?bsok aku hendak meminta maaf terlebih dahulu kepada para manusia yang mana aku telah berbuat banyak dosa kepada mereka". Mungknkah itu???Tentu tidak...... so kenapa masih saja kau ulangi kesalahan yang sama. Kapan kamu akan berhenti dari semua ini dan kembali ke jalanNya???

Sungguh beruntung, mereka yang mendapatkan cintaNya. Dia SWT tidak pernah meninggalkan hamba yang dicintaiNya jatuh dalam kesalahan melainkan Dia pula yang akan mengingatkannya atas kesalahn yang diperbuat. Sungguh indah ayat Allah SWT yang berbunyi "la tahzan innaAllaha maana". Alangkah beruntung ya???seorang hamba yang tulus dan ikhlas memberikan cintanya kepadaNya kemudian cintanya dibalas olehNya. WaAllahu a'lam.

Tuesday, June 12, 2007

Australia sambut upaya Indonesia gulung jaringan teroris Abu Dujana

Canberra--RoL-- Australia menyambut baik setiap langkah Polri dalam menumpas teror di Indonesia, termasuk upaya menangkap tersangka teroris, Abu Dujana, dan menggulung jaringannya. "Kami belum mendapatkan kepastian (tentang telah tertangkapnya Abu Dujana-red), tapi seandainya anggapan itu benar adanya dan Indonesia meyakini hal itu, kami akan dengan hangat menyambutnya," kata Menteri Luar Negeri Alexander Downer seperti dilaporkan ANTARA dari Canberra, Rabu.
Penangkapan Abu Dujana, tersangka teroris yang disebut media Australia sebagai tokoh senior Jemaah Islamiyah (JI), itu menggambarkan betapa suksesnya Indonesia dalam "memerangi terorisme", kata Downer. "Mereka (Indonesia) telah melakukan pekerjaan sangat-sangat bagus dalam beberapa tahun terakhir ini, dan sangat wajar mereka menerima ucapan selamat penuh dari negara seperti Australia yang menjadi korban terorisme," katanya.
Mengenai apakah Australia turut terlibat dalam operasi penangkapan Abu Dujana dan anggota jaringannya itu, Menlu Downer mengatakan, Australia tidak terlibat secara spesifik dalam apa yang dilakukan Indonesia dalam operasi penumpasan terorisme. Namun Australia dari waktu ke waktu bekerja sama erat dengan Indonesia dalam tugas-tugas kontra terorisme.
Selasa (12/6), Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Sisno Adiwinoto di Jakarta, membantah informasi yang menyebutkan bahwa polisi telah menangkap tersangka berbagai kasus terorisme, Abu Dujana. Ia mengatakan, kemiripan foto Abu Dujana dengan Yusron yang tertangkap Sabtu (10/6) di Banyumas bukan berarti bahwa Yusron adalah Abu Dujana. "Yusron ya Yusron. Abu Dujana ya Abu Dujana. Keduanya berbeda," katanya.
Sebelumnya, media-media Australia, Selasa (12/6) menyebutkan, bahwa Polri telah menangkap Abu Dujana. Ia membenarkan bahwa, polisi telah mengetahui lokasi persembunyian Abu Dujana sehingga tinggal menunggu saat yang tepat untuk menangkapnya.
Yusron ditangkap polisi di Desa Kebarongan Kecamatan Kemrajen, Banyumas, Jawa Tengah. Tentang latar belakang Abu Dujana, Sisno Adiwinoto mengatakan, tersangka yang kini menjadi salah satu buruan utama Polri pernah bertemu dengan pimpinan Al Qaeda, Osamah bin Laden.
Pertemuan keduanya terjadi saat mereka berada di medan perang Afghanistan, katanya. "Kecerdasannya saat mengikuti pendidikan militer dan kemampuannya menguasai bahasa Arab dan Inggris membuatnya dekat dengan petinggi Al Qaeda dan sempat bertemu secara pribadi dengan Osamah bin Laden," katanya.
Ia mengatakan selama perang di Afghistan, kemampuan Abu Dujana untuk membunuh mulai terasah dan mulai menguasai penggunaan senjata, membuat bom dan berbagai taktik perang. "Abu Dujana ini berangkat ke Afghanistan tahun 1989 dan masuk akademi militer Mujahiddin. Ia berperang hingga tahun 1991," katanya.
Setelah kembali ke Indonesia tahun 2002 itulah, Abu Dujana mulai terlibat dalam berbagai aksi teror di Indonesia termasuk bom Bali I tahun 12 Oktober tahun 2002. "Ia terus menerus terlibat dan ambil peran dalam setiap aksi teror yang dilakukan oleh Azahari dan Noordin M Top," katanya.
Sejauh ini, polisi telah menangkap tujuh anggota Abu Dujana di Sleman, Temanggung dan Surabaya, Februari 2007 lalu. Indonesia merupakan salah satu negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang menjadi korban aksi terorisme sejak tahun 2000. Dalam insiden bom Bali pertama
sumber: Republika